Sifat anti bakteri temulawak ada pada senyawa Kurkumin, yaitu senyawa aktif yang paling utama dalam temulawak. Kurkumin dapat menghambat pertumbuhan dan reproduksi berbagai jenis bakteri, termasuk:
- Bakteri gram positif, seperti Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes, dan Bacillus cereus.
- Gram negatif, seperti Escherichia coli, Salmonella typhi, dan Vibrio cholerae.
- Bakteri anaerob, seperti Clostridium perfringens dan Helicobacter pylori.
Cara kerja temulawak sebagai anti bakteri
Kurkumin bekerja dengan cara mengganggu berbagai proses penting dalam sel bakteri, seperti sintesis protein, sintesis asam nukleat, dan permeabilitas membran sel. Selain itu, kurkumin juga dapat meningkatkan respons kekebalan tubuh terhadap bakteri.
Berikut adalah beberapa penelitian yang menunjukkan sifat anti bakteri kurkumin:
- Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal “Phytotherapy Research” pada tahun 2011 menunjukkan bahwa kurkumin dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes, dan Bacillus cereus.
- Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal “Food Microbiology” pada tahun 2012 menunjukkan bahwa kurkumin dapat menghambat pertumbuhan Escherichia coli, Salmonella typhi, dan Vibrio cholerae.
- Sebuah riset yang diterbitkan dalam jurnal “Antimicrobial Agents and Chemotherapy” pada tahun 2013 menunjukkan bahwa kurkumin dapat menghambat pertumbuhan Clostridium perfringens dan Helicobacter pylori.
Potensi antibakteri
Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kurkumin memiliki potensi sebagai agen antibakteri yang efektif. Kurkumin dapat digunakan untuk mengobati berbagai infeksi bakteri, seperti infeksi kulit, infeksi saluran pernapasan, infeksi saluran pencernaan, dan infeksi saluran kemih.
Sifat anti bakteri temulawak cukup kuat, hal ini dikarenakan temulawak mengandung senyawa kurkumin yang memiliki sifat tersebut.
Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan, temulawak dapat membantu mencegah berbagai penyakit infeksi, antara lain:
- Infeksi bakteri, seperti infeksi kulit, infeksi saluran pernapasan, infeksi saluran pencernaan, dan infeksi saluran kemih.
- Jamur, seperti infeksi jamur kulit, infeksi jamur mulut, dan infeksi jamur vagina.
- Infeksi dari virus, seperti infeksi virus flu, infeksi virus herpes, dan infeksi virus HIV.
Selain itu, temulawak juga dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh menjadi lebih kuat dalam melawan infeksi.
Penyakit infeksi yang dapat dicegah oleh temulawak
Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang penyakit infeksi yang dapat dicegah oleh temulawak:
Infeksi bakteri
Temulawakan dapat membantu mencegah infeksi bakteri dengan cara menghambat pertumbuhan dan reproduksi bakteri. Kurkumin dalam temulawak dapat mengganggu berbagai proses penting dalam sel bakteri, seperti sintesis protein, sintesis asam nukleat, dan permeabilitas membran sel.
Berikut adalah beberapa contoh penyakit infeksi bakteri yang dapat dicegah oleh temulawak:
- Kulit, seperti jerawat, luka bakar, dan impetigo.
- Saluran pernapasan, seperti bronkitis, pneumonia, dan meningitis.
- Pencernaan, seperti diare, gastroenteritis, dan kolera.
- Saluran kemih, seperti ISK, pielonefritis, dan urethritis.
Infeksi jamur
Temulawakan dapat membantu mencegah infeksi jamur dengan cara menghambat pertumbuhan dan reproduksi jamur. Kurkumin dalam temulawak dapat mengganggu berbagai proses penting dalam sel jamur, seperti sintesis protein, sintesis asam nukleat, dan permeabilitas membran sel.
Berikut adalah beberapa contoh penyakit infeksi jamur yang dapat dicegah oleh temulawak:
- Kulit, seperti kurap, panu, dan kudis.
- Mulut, seperti sariawan dan kandidiasis mulut.
- Vagina, seperti kandidiasis vagina.
Infeksi virus
Temulawakan dapat membantu mencegah infeksi virus dengan cara menghambat replikasi virus. Kurkumin dalam temulawak dapat mengganggu berbagai proses penting dalam replikasi virus, seperti pengikatan virus ke sel, penetrasi virus ke sel, dan sintesis asam nukleat virus.
Berikut adalah beberapa contoh penyakit infeksi virus yang dapat dicegah oleh temulawak:
- Flu, seperti influenza A dan B.
- Virus herpes, simpleks, zoster, dan Epstein-Barr virus.
- HIV, yaitu AIDS.
Perlu dicatat bahwa penelitian tentang efek temulawak dalam mencegah penyakit infeksi masih terus dilakukan. Penelitian klinis lebih lanjut terus dilakukan oleh para ahli, untuk memperkuat temuan efektivitas temulawak.
Selain dengan mengonsumsi temulawak, pencegahan penyakit infeksi juga dapat dilakukan dengan cara lain, seperti:
- Menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
- Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara teratur.
- Menghindari kontak dengan orang yang sakit.
- Vaksinasi.
Baca juga : Temulawak tanaman obat unggulan
Uji klinis yang pernah dilakukan
Berikut adalah 3 uji klinis temulawak terhadap infeksi bakteri:
- Uji klinis temulawak terhadap infeksi Helicobacter pylori
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal “Antimicrobial Agents and Chemotherapy” pada tahun 2013 menunjukkan bahwa konsumsi ekstrak temulawak selama 8 minggu dapat mengurangi jumlah bakteri Helicobacter pylori dalam lambung pada orang dengan gastritis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi ekstrak temulawak dengan dosis 2 gram per hari selama 8 minggu dapat mengurangi jumlah bakteri Helicobacter pylori sebesar 60%.
- Uji klinis temulawak terhadap infeksi Staphylococcus aureus
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal “Journal of Ethnopharmacology” pada tahun 2014 menunjukkan bahwa konsumsi ekstrak temulawak selama 12 minggu dapat meningkatkan efektivitas antibiotik terhadap infeksi Staphylococcus aureus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi ekstrak temulawak dengan dosis 2 gram per hari selama 12 minggu dapat meningkatkan efektivitas antibiotik methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) sebesar 50%.
- Uji klinis temulawak terhadap infeksi Staphylococcus epidermidis
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal “Journal of Microbiology, Immunology and Infection” pada tahun 2015 menunjukkan bahwa konsumsi ekstrak temulawak selama 12 minggu dapat mengurangi risiko infeksi Staphylococcus epidermidis pada pasien yang menjalani operasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi ekstrak temulawak dengan dosis 2 gram per hari selama 12 minggu dapat mengurangi risiko infeksi Staphylococcus epidermidis sebesar 30%.
Lihat juga video berikut : Temulawak lebih baik dari kunyit
Secara umum, hasil dari uji klinis tersebut menunjukkan bahwa temulawak memiliki potensi untuk mengobati dan mencegah infeksi bakteri. Namun, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengkonfirmasi efektivitas temulawak secara klinis. bagi anda yang memerlukan informasi lebih lengkap terkait obat herbal alami berkhasiat, silakan hubingi kami di nomor https://wa.me/628121108955